Monday, September 21, 2015

Sopan Santun

Kebanyakan penjual mungkin tidak akan menjelaskan kepada pelanggannya kenapa harga barang yang mereka jual naik. Tapi mbak Sri di GBK bukan sembarang penjual jamu. Mula-mula saya ditanya apakah jamu yang seharga tiga ribu rupiah segelas itu beda rasa dari biasanya. Saya teguk pelan-pelan jamunya dan memang terasa beda, lebih pekat dan lebih terasa kunyit  dan asamnya. "Tak' tambahi bahan jamunya, mbak, biar lebih mantap. Soalnya kata ibu-ibu langganan yang lain nggak apa-apa harganya mahal sedikit asal lebih berkhasiat, ya kan mbak?" Saya mengangguk setuju. Tapi waktu saya bayar dengan pecahan uang sepuluh ribu, mbak Sri mengembalikan tujuh ribu. "Lah mbak Sri," saya protes, "Kok harganya sama, katanya naik? Berapa?" Sambil tersenyum malu-malu si mbak menyebut lima ribu rupiah. Oalah mbak Sri! 



No comments: